Neneng Zubaidah
Selasa, 4 Maret 2014 − 00:30 WIB
Ilustrasi, (SINDOphoto).
Sindonews.com - Tahun depan Ujian Nasional (UN) akan dilaksanakan secara online. Tidak ada lagi naskah kertas, karena siswa akan mengerjakan soal di depan komputer.
Hal tersebut dikatakan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang Pendidikan Musliar Kasim. Menurutnya, UN akan diterapkan dengan computer based test.
Musliar mengungkapkan, pemerintah akan menunjuk satu sekolah sebagai pusat tempat ujian. Tidak hanya di provinsi, namun ada yang di kecamatan. “UN akan online dan offline. Soalnya akan dibuat lebih canggih tanpa perlu ada kertas-kertas yang dicetak,” katanya di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Senin 3 Maret 2014.
Mantan Rektor Universitas Andalas ini menjelaskan, saat ini Kemendikbud sedang membuat system trial and error. Kemendikbud akan mencoba beberapa tes untuk mengetahui kemungkinan kegagalan.
Mengenai infrastruktur komputer, dia menjelaskan, tidak akan ada masalah karena setiap sekolah negeri sudah mempunyai komputer sendiri. Kemungkinan di satu provinsi akan ditunjuk 10-30 sekolah sebagai pusat tempat ujian.
Dia menyebutkan, belum dapat dipastikan apakah hasil UN dapat diketahui setelah selesai ujian. Namun tanggal tes akan dibuat berbeda per masing-masing sekolah.
Masyarakat pun diminta jangan khawatir ada kebocoran karena variasi soal akan dibuat lebih banyak lagi oleh perguruan tinggi sehingga setiap siswa akan menerima soal yang berbeda-beda. “Jika memang diperlukan kerja sama dengan Lemsaneg (Lembaga Sandi Negara) maka akan kami lakukan,” terangnya.
Musliar menyebutkan, sistem online ini akan menghemat anggaran negara untuk UN. Diperkirakan anggaran UN akan dihemat sebesar 50 persen dari anggaran UN tahun ini sebesar Rp580 miliar.
Penghematan terjadi pada tidak adanya pencetakan naskah soal dan lembar jawaban dan juga pengawasan distribusi soal dan lembar jawaban. Pemerintah juga berkeyakinan, sistem online akan menjadikan UN yang bermutu, bermartabat dan bermanfaat.
Hal tersebut dikatakan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang Pendidikan Musliar Kasim. Menurutnya, UN akan diterapkan dengan computer based test.
Musliar mengungkapkan, pemerintah akan menunjuk satu sekolah sebagai pusat tempat ujian. Tidak hanya di provinsi, namun ada yang di kecamatan. “UN akan online dan offline. Soalnya akan dibuat lebih canggih tanpa perlu ada kertas-kertas yang dicetak,” katanya di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Senin 3 Maret 2014.
Mantan Rektor Universitas Andalas ini menjelaskan, saat ini Kemendikbud sedang membuat system trial and error. Kemendikbud akan mencoba beberapa tes untuk mengetahui kemungkinan kegagalan.
Mengenai infrastruktur komputer, dia menjelaskan, tidak akan ada masalah karena setiap sekolah negeri sudah mempunyai komputer sendiri. Kemungkinan di satu provinsi akan ditunjuk 10-30 sekolah sebagai pusat tempat ujian.
Dia menyebutkan, belum dapat dipastikan apakah hasil UN dapat diketahui setelah selesai ujian. Namun tanggal tes akan dibuat berbeda per masing-masing sekolah.
Masyarakat pun diminta jangan khawatir ada kebocoran karena variasi soal akan dibuat lebih banyak lagi oleh perguruan tinggi sehingga setiap siswa akan menerima soal yang berbeda-beda. “Jika memang diperlukan kerja sama dengan Lemsaneg (Lembaga Sandi Negara) maka akan kami lakukan,” terangnya.
Musliar menyebutkan, sistem online ini akan menghemat anggaran negara untuk UN. Diperkirakan anggaran UN akan dihemat sebesar 50 persen dari anggaran UN tahun ini sebesar Rp580 miliar.
Penghematan terjadi pada tidak adanya pencetakan naskah soal dan lembar jawaban dan juga pengawasan distribusi soal dan lembar jawaban. Pemerintah juga berkeyakinan, sistem online akan menjadikan UN yang bermutu, bermartabat dan bermanfaat.
Post a Comment