Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak seharusnya berdiam diri melihat kondisi yang terjadi di Riau saat ini.
Hampir enam juta rakyat Riau tidak tahu lagi harus berbuat apa, upaya pemadaman api gagal, bandara ditutup, negeri tetangga juga berkabut.
Ini negeri penyumbang devisa negara, tapi begitu ada masalah, pemerintah pusat hanya duduk-duduk menonton dari televisi tanpa ada aksi.
''Jangan hanya pencarian pesawat Malaysia Airline saja yang dibantu.
6 juta rakyat Riau saat ini sudah hampir mati, kalau pun tidak mati, lima atau enam tahun lagi akan menderita. Bapak Presiden SBY adalah orang nomor satu di negeri ini, seharusnya bantu Riau sepenuh tenaga, ini negeri penyumbang devisa nagara, kok bisa dilupakan''
Riau, dari sini Bahasa Indonesia berasal, Bahasa yg pernah membuat Nusantara satu.Titik api di sekitar kami, bukanlah simbol kemarahan Tuhan, tapi simbol keserakahan dan bukti ketidakpedulian Negara, bukti kepongahan Jakarta terahadap Daerah. Bapak mau kesini skrg? Bandara ditutup pak, lagipun tdk ada anak sekolah yg akan menyambut bapak, sekolah diliburkan. Mau menempuh jalur darat? Bahaya pak, asap tebal tidak bagus buat kesehatan bapak dan ibu ani, lagian juga tidak bagus untuk objek foto Instagram. Biarkan saja seperti ini, agar Riau bisa menjadi lahan sawit dan bisa ditanami tanaman Industri. Biarkan saja seperti ini, kami ikhlas mati pelan-pelan karena ISPA, karena ketidak berdayaan kami di Daerah. Kami Pasrah, Mungkin ini kehendak Tuhan. Bagi saudara/i kami di daerah lainnya, kami sangat berterima kasih atas doa yg selalu kalian panjatkan, mohon maaf karena kiriman asap Riau kalian jadi terganggu, jika kita tdk sempat bertemu muka, semoga kita bertemu di Surga nanti.
Post a Comment